Perjalanan semarang baru dimulai.

12.56 WIB

Sekarang aku ada di mushola stasiun tawang. Menunggu hani untuk melaksanakan kewajiban sholat lima waktu. Sebelumnya kami keluar dari stasiun poncol pukul stengah 6 pagi setelah dua polisi kereta api yang berseragam hitam menghampiri kami dan menanyaiku. Setiap kali ditanya aku hanyamenjawab aku akan keluar pak, masih menunggu teman yang ada di toilet.

Begitu keluar dari stasiun setelah mandi dan ganti baju kami berjalan menuju lawang sewu, tugu muda dan museum mandala krida. Jaran masih pagi jalan begitu lengang padahal jalan raya begitu lebar dan besar. Berbeda dengan surabaya, dimana-mana ada kemacetan lalu lintas. Setelah menyusuri jalan sekitar 30 menit akhirnya kami sampai di persimpangan tugu muda. Kami memutuskan ke museum terlebih dahulu. Karena tidak ada kejelasan musium itu buka atau tidak, kami hanya mengamati dari luar saja. Perut sudah mulai keroncongan, kami memutuskan pergi kepasar yeng lokasinya tepat disebelah musium. Pasar tersebut kelihatan kecil. Setelah berputar-putar di pasar akhirnya menjumpai warung nasi. Tanpa pikir panjang kami memesan nasi rames dan teh hangat untuk sarapan. Harganya relatif sama dengan surabaya, nasi rames dengan lauk telur dihargai 7000 rupiah. Setelah mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan ke tugu muda. Persimpangan ini membuat kami agak bingung karena memiliki banyak percabangan dan arah. Kami mengambil beberapa foto di tugu muda dan dilanjut ke lawang sewu. Kami wajib membeli karcis seharga 10.000 rupiah untuk dapat memasuki kawasan lawang sewu. Jika anda ingin ditemani oleh seorang guide anda harus membayar 30.000 untuk ongkos giude. Karena masih capek kami duduk di bawah pohon mangga besar di tengah kompleks. Karena masih pagi suasana lawang sewu masih sepi. Setelah menghilangkan capek dan puas foto-foto di likomotif yang ada di bawah pohon mangga kami siap melanjutkan perjalanan menyusuri gedung. Bangunan gedung lawang sewu berbentuk U, dan memiliki 2 lantai dan satu lantai basemen. Kami susuri setiap ruangan yang ada, tanpa pemandu ruangan.

Ruangan yang ada lebih digunakan sebagai museum kereta api, ada banyak sekali replika lokomotif, banyak juga tulisan dan artikel yang menjelaskan sejarang kereta api di indonesia, ada banyak fotografi mengenai perkereta apian dan lawang sewu itu sendiri, ruangan multimedia dimana kita bisa melihat film yang diputarkan, tentu saja film tentang kereta api dan lawang sewu, mesin pemutar film lawas, lift barang jaman dahulu, dan masih banyak lagi. Di salah satu ruangan menyediakan buku tamu, banyak yang menulis banyak hal disana, tentu saja aku menuliskan namaku disana dan beberapa kata-kata tambahan. Anda juga dapat membeli souvenir disana. Beberapa gedung tidak dibuka untuk umum seperti gedung yang ada kaca patri bergambar bunda maria dan ruang bawah tanah yang dijadikan penjara pada jaman belanda. Bagi yang menyukai fotografi lawang sewu sangat cocok buat anda. Untuk mencari sensasi perjalanan yang menyeramkan, kami menyempatkan diri untuk naik ke loteng. Ternyata sanagt seram karena agak gelap, kotor dan banyak kelawarnya, kami putuskan untuk segera turun. Setelah berpuar-putar di lawang sewu selama ± 3 jam kami memutuskan untuk me-refund tiket. Yang seharusnya kami pulang besok, kami beli tiket untuk malam ini. Sekarang kami berencana ke kota tua untuk melihat keindahan kota tua semarang. Capeekkkk sekali.. tapi tak mengapa, kapanlagi seperti ini ..

Leave a comment