Sampai Jumpa Semarang

19.51 WIB

Selesai sholat ashar, kami melihat keramain simpang lima dari lantai dua masjid Baiturrahman. Sekitar pukul lima sore kami memutuskan kembali ke stasiun poncol dengan berjalan kaki. Karena melihat pusat oleh-oleh ingin rasanya menikmati lumpia semarang yang melegenda. Aku putuskan untuk menyeberang jalan dan membeli satu buah lumpia seharga 12.000 rupiah. Harga yang sangat mahal jika dibandingkan dengan harga lumpia pinggir kos yang hanya 1500 rupiah. Setelah membeli lumpia, dilanjutkan dengan membeli wingko untuk oleh-oleh teman sekelas. Perdebatan panjang untuk menawar wingko aku lakukan. Akhirnya aku membawa 3 bungku wingko seharga 10.000 rupiah per bungkus/tas. Setelah mendapatkan oleh-oleh kami melanjutkan perjalanan ke tugu muda dan lawang sewu. Kedua tempat itu terasa indah dimalam hari dengan berhias cahaya lampu. Kami menyempatkan berfoto di kedua tempat itu. Tugu muda berhias lampu ynag tiap menitnya berubah warna, menjadi bagian menarik dari tugu muda. Beberapa pemuda juga berkumpul untuk sekedar berbincang dengan teman-temannya di taman. Karena melihat kami foto-foto narsis, anak-anak itu menawari kami untuk ikut foto gila di lampu merah. Tanpa pikir panjang kami langsung ikutan. Ketika kendaraan bermotor sudah memenuhi lampu merah, kami langsung beraksi. Setelah berfoto-foto kami harus kembali ke stasiun poncol dengan jalan kaki.

Kereta kertajaya berangkat ke Surabaya pukul 20.30 WIB. Setelah menunggu Hani membeli makan malam, sekitar pukul 20.00 WIB kami memasuki peron stasiun. Bangku begitu penuh, kami langsung menuju mushola. Hani sholat dan aku mandi di kamar mandi mushola. Tidak lama setelah aku keluar dari kamar mandi, kereta kami tiba di stasiun. Kami ada di gerbang 6, bangku 9B dan 10A. Setelah memasuki gerbong, ternyata tempat duduk kami dengan bapak-bapak. Jadi sungkan untuk makan. Karena sudah terlalu capek kami tidur saja di kereta. Sesampainya di stasiun pasar turi, kami tidak bisa langsung pulang karena kos Hani yang tutup dan aku tidak bisa memberi tumpangan kos karena harus bayar untuk menginap di kos ku. Kami tidur di stasiun sampai subuh menjelang. Setelah subuh akhirnya kami bisa pulang, sesampainya di kos aku sarapan dan tidur sepanjang hari.

walk around in Semarang

15.29 WIB

Setelah membersihkan wajah di mushola stasiun tawang, kami melanjutkan perjalanan mencari kota tua. Kami melewati pabrik rokok layar kemudian membeli es, entah es apa itu namanya yang pasti aku haus dan butuh minum. Sembari membeli es aku bertanya letak gereja Bledug. Untuk mencapai lokasinya kami memasuki gang kecil dan tidak terlalu jauh. Dengan arahan yang diberikan oleh bapak penjual es, kami menyusuri jalan merak menuju gereja. Di tengah perjalanan, rintik hujan mulai turun. Setelah berjalan sekitar 15 menit kami menemukan gereja yang indah ini. Sesampainya disana kami menemukan serombongan bule yang baru saja mengunjungi gereja atau mungkin berdoa disana. Setelah berfoto-foto sedikit kami melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan kami melintasi bangunan-bangunan tua yang sudah dialih fungsikan sebagai restaurant, bank atau kantor-kantor instansi tertentu. Dengan membayangkan saja aku tahu bagaimana megahnya kota ini pada massanya. Bangunan disini khas arsitektur eropa. Setelah menyusuri kota tua semarang kami hendak ke simpang lima. Gerimis masih saja menemani kami. Kami putuskan untuk naik angkot oranye seharga 4000 rupiah. Di luar dugaan kami sebelumnya. Simpang lima semarang hanyalah lapangan rumput semata dengan tiang bendera dan selebihnya biasa saja. Simpang lima begitu ramai karena dikelilingi pusat perbelanjaan. Sepertinya letak mall di semarang hanya daerah ini saja, tidak seperti surabaya yang letak mall nya menjamur di semua kawasan. Sekarang aku duduk manis di teras masjid Baiturrahman tidak jauh dari simpang lima. Aku menunggu hani melaksanakan kewajibannya sholat shar. Entah apa ynag akan kami lakukan setelah ini. Kereta kami berangkat pukul setengah sembilan malam. Aku berharap simpang lima ini tak mengecewakan ketika malam hari datang.

Perjalanan semarang baru dimulai.

12.56 WIB

Sekarang aku ada di mushola stasiun tawang. Menunggu hani untuk melaksanakan kewajiban sholat lima waktu. Sebelumnya kami keluar dari stasiun poncol pukul stengah 6 pagi setelah dua polisi kereta api yang berseragam hitam menghampiri kami dan menanyaiku. Setiap kali ditanya aku hanyamenjawab aku akan keluar pak, masih menunggu teman yang ada di toilet.

Begitu keluar dari stasiun setelah mandi dan ganti baju kami berjalan menuju lawang sewu, tugu muda dan museum mandala krida. Jaran masih pagi jalan begitu lengang padahal jalan raya begitu lebar dan besar. Berbeda dengan surabaya, dimana-mana ada kemacetan lalu lintas. Setelah menyusuri jalan sekitar 30 menit akhirnya kami sampai di persimpangan tugu muda. Kami memutuskan ke museum terlebih dahulu. Karena tidak ada kejelasan musium itu buka atau tidak, kami hanya mengamati dari luar saja. Perut sudah mulai keroncongan, kami memutuskan pergi kepasar yeng lokasinya tepat disebelah musium. Pasar tersebut kelihatan kecil. Setelah berputar-putar di pasar akhirnya menjumpai warung nasi. Tanpa pikir panjang kami memesan nasi rames dan teh hangat untuk sarapan. Harganya relatif sama dengan surabaya, nasi rames dengan lauk telur dihargai 7000 rupiah. Setelah mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan ke tugu muda. Persimpangan ini membuat kami agak bingung karena memiliki banyak percabangan dan arah. Kami mengambil beberapa foto di tugu muda dan dilanjut ke lawang sewu. Kami wajib membeli karcis seharga 10.000 rupiah untuk dapat memasuki kawasan lawang sewu. Jika anda ingin ditemani oleh seorang guide anda harus membayar 30.000 untuk ongkos giude. Karena masih capek kami duduk di bawah pohon mangga besar di tengah kompleks. Karena masih pagi suasana lawang sewu masih sepi. Setelah menghilangkan capek dan puas foto-foto di likomotif yang ada di bawah pohon mangga kami siap melanjutkan perjalanan menyusuri gedung. Bangunan gedung lawang sewu berbentuk U, dan memiliki 2 lantai dan satu lantai basemen. Kami susuri setiap ruangan yang ada, tanpa pemandu ruangan.

Ruangan yang ada lebih digunakan sebagai museum kereta api, ada banyak sekali replika lokomotif, banyak juga tulisan dan artikel yang menjelaskan sejarang kereta api di indonesia, ada banyak fotografi mengenai perkereta apian dan lawang sewu itu sendiri, ruangan multimedia dimana kita bisa melihat film yang diputarkan, tentu saja film tentang kereta api dan lawang sewu, mesin pemutar film lawas, lift barang jaman dahulu, dan masih banyak lagi. Di salah satu ruangan menyediakan buku tamu, banyak yang menulis banyak hal disana, tentu saja aku menuliskan namaku disana dan beberapa kata-kata tambahan. Anda juga dapat membeli souvenir disana. Beberapa gedung tidak dibuka untuk umum seperti gedung yang ada kaca patri bergambar bunda maria dan ruang bawah tanah yang dijadikan penjara pada jaman belanda. Bagi yang menyukai fotografi lawang sewu sangat cocok buat anda. Untuk mencari sensasi perjalanan yang menyeramkan, kami menyempatkan diri untuk naik ke loteng. Ternyata sanagt seram karena agak gelap, kotor dan banyak kelawarnya, kami putuskan untuk segera turun. Setelah berpuar-putar di lawang sewu selama ± 3 jam kami memutuskan untuk me-refund tiket. Yang seharusnya kami pulang besok, kami beli tiket untuk malam ini. Sekarang kami berencana ke kota tua untuk melihat keindahan kota tua semarang. Capeekkkk sekali.. tapi tak mengapa, kapanlagi seperti ini ..

semarang hari kedua (menginjak tanah semarang)

28 november 2014

02.45 WIB

kami tiba di stasiun poncol pukul 01.00 WIB. kami turun dang langsung mencari mushola dengan tujuan untuk istirahat tapi karena tak enak tidur di tempat ibadah jadi aku mengajak hani tidur di koridor bangku penumpang saja. sambil melihat aktivitas kereta dengan bising deru mesin mesin ini kami sangat terkagum-kagum dengan kereta kontainer yang memasuki stasiun. kereta itu begitu panjang. hani meneruskan makan malamnya yang sempat terhenti, entah masih enak atau tidak tapi yang pasti hani doyan saja makan nasi itu. baru aku sempat berbaring karena aku juga masih ngantuk setelah mnghabiskan satu bungkus snak serena. seorang bapak TNI menghampiri kami. mengajak kami berbincang-bincang sedikit karena mungkin kami agak mencurigakan, maklum sekarang tidak boleh ada orang dalam stasiun, perbaikan sistem. bapak itu bertanya banyak hal, mengajak kami berbincang apa yang akan kami lakukan setelah lulus kuliah. apakah kami akan menjadi seorang guru karena kami sekolah di perguruan tinggi calon pendidik. saat ditanya aku tak bisa menjawab banyak, karena aku belum yakin akankah aku akan menjadi seorang pendidik. tapi bapak itu mengingatkan ku satu hal ” konsisten dan yakin”. kami harus punya pandangan ke depan, harus punya visi. disela sela kami duduk di bangku koridor, aku beberapa kali ditanyai petugas keamanan stasiun, aku beralasan menunggu teman yang masih di toilet untuk bisa tinggal lebih lama di dalam stasiun. suasana pagi itu maih lengang, hanya satu dua petugas stasiun yang berlalu-lalang. kami asyik menikmati pemandanagn di dalam stasiun, mengamati kereta yang berganti kepala. menjelang pukul tiga pagi, satu persatu penumpang mulai berdatangan. agak rame sekarang, aku tambah ngantuk. aku tidur aja. tak peduli bagaimana keadaan yang sudah mulai rame. hehehehe… itu pertama kalinya aku menginjak tanah semarang.